Sugandhi Seset Hidungnya!


Tiga hari sudah aku ditinggal oleh partnerku, Mas Wiwid.
Aku tidak kangen dengannya, satu-satunya yang aku kangeni adalah makhluk kecil hasil bergulatnya Mas Wiwid dan istrinya, ya, aku kangen anaknya, Nayaka Gandhi.

Aku kangen Gandhi, kangen mengajaknya bermain, kangen memeluknya, kangen menciuminya, kangen tertawa bersama, kangen mengunyet-unyet bokong mungilnya, kangen mengosek kepalanya, kangen duduk-duduk dengannya sembari menyiuli gadis-gadis yang lewat,  kangen mengurek-urek hidungnya, kangen memantul-mantulkan burungnya, dan yang paling penting, aku kangen dengan cara jalannya yang senak-senuk nunak-nunuk itu.
NB: sebagian adegan dalam paragraf ini jangan ditiru pada adek-adek kalian juga.

Saat datang, kudapati hidung Sugandhi lecet! Belahannya lumayan panjang! Kayak belahan dada seorang biduan *halah*, ah, itu pasti sakit sekali, kurasa rasa sakitnya sebelas duabelas dengan rasa sakit saat hidungmu berjerawat deh *mengenang penderitaan masa lalu*

Kata ayahnya, Gandhi jatuh tersungkur saat bermain-main dengan sapu dan ekrak. Mungkin bagi sebagian orang mengira Gandhi itu anaknya rajin, kecil-kecil udah pinter nyapu, tapi lewat pandangan kacamata saya TIDAK! Menurut saya, Gandhi itu anaknya kecil-kecil udah pengen belajar mesum, percayalah! Saya juga sering setiap pagi memegang sapu dan ekrak, menyapu jalanan depan rumah sembari melongok gadis-gadis SMP yang tentu saja masih kenceng-kenceng tubuhnya.
Kurasa, Gandhi juga niru trik saya. Behahahahahahahahahaha!


Comments

Popular posts from this blog

Tugas IPS: identifikasi unsur budaya suku Amungme di Timika, Papua

Bokep, Oh... Bokep..