Tugas IPS: identifikasi unsur budaya suku Amungme di Timika, Papua



A.      Peralatan Untuk Hidup

Karena kebiasaan mereka berburu, Banyak senjata yang digunakan oleh masyarakat Amungme dalam bertahan hidup, seperti halnya pisau belati yang merupakan senjata tradisional. Selain itu mereka juga sering menggunakan tombak serta panah untuk berburu.

B.      Ilmu Pengetahuan

Ilmu yang mereka miliki kebanyakan diturunkan dari pewaris dan nenek moyang merekatermasuk berburu dan bertani. Namun kian lama, mereka juga mempelajari ilmu asing diluar suku mereka, terbukti dengan mapannya sebagian dari mereka yang hidup di kota.

C.      Bahasa

Suku Amungme memiliki dua bahasa, yaitu Amung-kal yang dituturkan oleh penduduk yang hidup disebelah selatan dan Damal-kal untuk suku yang menetap di utara. Suku Amungme juga memiliki bahasa simbol yakni Aro-a-kal. Bahasa ini adalah bahasa simbol yang paling sulit dimengerti dan dikomunikasikan, serta Tebo-a-kal, bahasa simbol yang hanya diucapkan saat berada di wilayah yang dianggap keramat.

D.     Kepercayaan
Suku Amungme memiliki kepercayaan bahwa mereka adalah anak pertama dari anak sulung bangsa manusia, mereka hidup disebelah utara dan selatan pegunungan tengah yang selalu diselimuti salju yang dalam bahasa Amungme disebut nemangkawi (anak panah putih). Suku Amungme menggangap bahwa mereka adalah penakluk, pengusa serta pewaris alam amungsa dari tangan Nagawan Into (Tuhan). Kerasnya alam pegunungan membuat karakter masyarakat amungme menjadi keras, tidak kenal kompromi, adil dan jantan. Selain itu Gunung yang dijadikan pusat penambangan emas dan tembaga oleh PT. Freeport Indonesia merupakan gunung suci yang di agung-agungkan oleh masyarakat Amungme, dengan nama Nemang Kawi. Nemang artinya panah dan kawi artinya suci. Nemang Kawi artinya panah yang suci (bebas perang] perdamaian.


E.       Mata Pencaharian
Masyarakat suku Amungme mempunyai kebiasaan berburu dan bercocok tanam. Ini dikarenakan kareba lokasi berdiam suku amungme memang penuh flora dan fauna yang berlimpah, diantaranya babi hutan, burung kasuari, burung mambruk, kakaktua dan lain-lain. banyak juga di antara mereka telah bekerja di kota sebagai pedagang, pegawai maupun karyawan swasta.

F.       Kesenian

Lagu purba Suku Amungme yang mungkin sudah tidak dipahami lagi oleh orang Amungme generasi sekarang. Misalnya la­gu purba yang syairnya Anga­ye-angaye, No emki un­taye.
Noken,yaitu sejenis tas terbuat dari akar tumbuhan/rotan.
Tifa adalah alat musik tradisional papua.
Tidak banyak seni rupa yang dimiliki oleh suku ini, kebanyakan mereka hanya memiliki seni adat dan budaya itu sendiri, misalnya Salah satu keunikan suku Amungme adalah dengan adanya upacara tradisional yang dinamakan dengan Bakar Batu. Tradisi ini merupakan salah satu tradisi terpenting masyarakat suku amungme yang berfungsi sebagai tanda rasa syukur, menyambut kebahagiaan atas kelahiran, kematian, atau untuk mengumpulkan prajurit untuk berperang. Persiapan awal tradisi ini masing - masing kelompok menyerahkan hewan babi sebagai persembahan, sebagain ada yang menari, lalu ada yang menyiapkan batu dan kayu untuk dibakar. Proses ini awalnya dengan cara menumpuk batu sedemikian rupa lalu mulai dibakar sampai kayu habis terbakar dan batu menjadi panas. Setelah itu, babi yang telah di persiapkan tadi dipanah terkebih dahulu. Biasanya yang memanah adalah kepala suku dan dilakukan secara bergantian. pada Tradisi ini ada pemandangan yang cukup unik dalam ritual memanah babi. Ketika semua kepala suku sudah memanah babi dan langsung mati, pertanda acara akan sukses dan bila tidak babi yang di panah tadi tidak langsung mati, diyakini acara tidak akan sukses.

G.     Kekerabatan

Secara tradisional masyarakat Amungme terbagi menjadi dua bagian. Dalam istilah antropologi dikenal dengan nama paroh (moieties). Paroh pertama adalah Mom, paroh kedua adalah Magai.
Lemasa adalah salah satu Lembaga Adat Suku Amungme yang berkedudukan di Timika, Papua. Lemasa ini didirikan pada tahun 1994.

Comments

Popular posts from this blog

Bokep, Oh... Bokep..